Tuesday, May 3, 2011

Uang Damai

Curhat teman setelah gregetan ngurus surat izin ke Bapak RT/RW :


Kelurahan:
Surat domisili harus minta izin tetangga dulu. Sama RT RW.

RT :
Oh, RT-nya gak ada. Pulangnya masih lama. Coba aja abis maghrib.

RW:
Ngurus domisili mah di saya, bukan di kelurahan! Nanti kau ngurus ke kelurahan, lurah dapat duit. Aku gak dapat.

Nanti malam abis tanda tangan RT, kau datang ke sini bawa duit 750 ribu. Kau isi formulir, tulis tangan aja. Formulirnya gratis! Gak usah bayar.

Kau kasih aku 750 ribu, bukan untuk aku. 400 untuk lurah, 350 ke camat.

Kalau gak ada duit, ya gak bisa dikerjain. Ini banyak yang ngantri belum saya kerjain (memperlihatkan setumpuk akta) 



*


Ada lagi cerita teman dari Amerika yang sedang misi charity ke Jakarta,
Katalog programnya ditahan di airport. 
Petugas cukai ngotot segala bentuk cetakan buku apapun isinya harus dikenakan pajak "jatah".
Jadi malu sama slogan "Visit Indonesia".


*


Lebih absurd lagi, 
Teman kewarganegaraan Taiwan yang kerja di Indonesia diperas di imigrasi.
Potongan kartu imigrasinya dibuang pas periksa paspor.
Disuruh bayar uang denda damai.
Teman nggak mau, minta ketemu atasannya.
Atasan malah minta denda damai lebih.
Teman yang ini kerja di bandara. 
Masih kena peras.


*


Kalau makan uang haram itu nggak baik,
Jangan bingung kenapa kemiskinan merajalela di sini.









1 comment: